Saatnya Kembali ke Dunia Berbagi - Ruang Tunggu

2/13/12

Saatnya Kembali ke Dunia Berbagi

Februari 2012, sudah genap setahun sejak saya mengundurkan diri dari posisi penyunting bahasa di sebuah penerbitan Islam dan kemudian beralih profesi menjadi penerjemah dengan deskripsi kerja yang gado-gado, mulai dari foto copy, bikin surat sampai bikin notulen rapat. Sudah setahun pula saya berpisah dari suasana kerja yang hangat, di mana setiap dhuhur dan ashar kami bersama-sama pergi ke masjid, berebut tempat paling depan. Belum lagi suasana Sabtu pasca acara pengajian pagi, di mana kami bisa berbincang akrab satu sama lain sambil menikmati jajanan pasar. Seolah semua suasana itu tergantikan oleh nuansa individualistis yang kental.

Dan entah sudah berapa lama, saya tidak lagi produktif menulis. Bahkan, kini saya rasakan saya sudah kesulitan lagi untuk memulai. Itu pula yang mungkin membuat saya vakum dari menghasilkan tulisan selama ini. Lebih jauh, saya merasa bahwa saya telah kehilangan kemampuan editing saya, kemampuan untuk menulis dengan rasa renyah; sebabnya mungkin karena kemampuan tersebut jarang dipakai. Atau jangan-jangan, saya memang belum pernah punya kemampuan itu? Ah, tapi rasanya itu tidak penting lagi. Tak sepantasnya saya mengeluhkan pilihan yang saya buat sendiri. Yang lebih penting untuk saat ini adalah saya ingin menulis kembali. Sekadar membagi apa yang ada dalam benak, meski itu adalah hal sederhana, meski dengan bahasa belepotan. Toh saya yakin bahwa berbagi itu tidak harus menunggu menjadi ahli terlebih dahulu, karena dalam kesederhanaan pun ada banyak hal yang bisa kita bagi. 

Dan akhirnya, izinkan tulisan amburadul ini saya cukupkan untuk menjadi sebuah awalan. Senang bisa kembali ke dunia berbagi. Semoga ke depannya bisa lebih baik lagi.

Farikhsaba
021-13022012

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

Silakan meninggalkan komentar Anda di sini