Di Sinilah Kami Saling Mengenal - Ruang Tunggu

9/6/12

Di Sinilah Kami Saling Mengenal


Mendapat pertanyaan-pertanyaan seperti, "Kalian kenal di mana? Temen kuliah ya? Temen kerja?" sebelum dan selepas menikah, seringkali membuat kami terdiam. Bukan karena kami tak tahu jawabannya atau jawabannya merupakan hal yang memalukan, tetapi karena jawaban yang kami berikan akan menuntut penjelasan lain. Dan penjelasan itu belum tentu mereka pahami sehingga kami khawatir mereka yang bertanya itu akan menyimpulkan secara salah. Maka berikhtiar menjawab pertanyaan itu, kami akan menyampaikannya di sini, bahwa kami mengenal satu sama-lain lewat ta'aruf.



Meski satu angkatan (2003) dan satu universitas (UGM), bisa dibilang kami belum pernah bertemu tersebab bedanya kubu yang kami anut: saya ada di kubu timur jalan (timur jalan kaliurang, lazim terdiri dari rumpun sosial humaniora dan agrokompleks) sedangkan istri saya berada di kubu barat jalan (yang lazimnya terdiri dari rumpun saintekkes). Saya berlatar sastra sedangkan istri berlatar farmasi. Belum ada peluang yang mempertemukan kami saat itu. Selain karena perbedaan rumpun, juga perbedaan aktivitas. Saya termasuk organisatoris sedangkan istri lebih cenderung akademis. Tak dinyana, dua orang yang berbeda itu bertemu di sebuah muara, ta'aruf berbuah cinta yang dibalut pernikahan.

Proses yang kami lalui tergolong singkat (meski bagi saya ini tetap saja lama). Data diri masing-masing kami terima pada akhir april 2012, berlanjut pada tanggal 6 Mei 2012 di mana Allah mengizinkan kisah kami diringkas dalam satu hari: ta'aruf, perkenalan saya pada calon mertua, dan perkenalan calon istri pada orangtua saya, kemudian bersambung pada lamaran pada 18 Mei 2012 (2 Pekan setelah ta'aruf), dan bermuara pada pernikahan pada tanggal 25 Agustus 2012. Jarak Jakarta-Jogja yang memisahkan kami, meski berpengaruh tapi tetap mampu kami atasi. Kisahnya saya rangkum dalam 5 buah bait sajak berikut ini:

Ahad, 06 Mei 2012 | Pukul 07.00
Perjumpaan Pertama

Kutatap sebuah wajah untuk pertama kali
Wajah yang kurindu, wajahmu: duhai gadis berwajah puisi
Engkau tersipu, begitu pula aku; pandang kita bertaut, saling mencuri
Senyum pun merekah, bersiap berkata "iya" di dalam hati

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ahad, 06 Mei 2012 | Pukul 09.30
Perjumpaan Pertama dengan Ayah Ibumu

Entah apa yang harus kuucap
Serasa baru kita bertemu, dan kini
Aku telah berada di depan orangtuamu
Meminta izin menjadikanmu pendamping hidupku

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ahad, 06 Mei 2012 | Pukul 13.00
Perjumpaan Pertama dengan Ayah Ibuku

Di hari yang sama, engkau pun pasti merasa
Mungkin bingung tak mampu berkata-kata
Engkau telah ada di hadapan orangtuaku
Kuperkenalkan sebagai calon menantu

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Jumat, 18 Mei 2012 | Pukul 15.00
Khitbah, Sebuah Pinta Pembuka Pintu

Dari Jakarta aku telah berada di rumahmu
Meminangmu secara resmi, adakah kau mau?
Engkau tersipu, ucapan Insya Allah keluar dari lisanmu
Alhamdulillah, orangtuamu pun memberi restu


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sabtu 25 Agustus 2012 | Pukul 09.00
Menanggung Sebuah Janji: Mitsaqan Ghalizha

Insya Allah, aku akan hadir temuimu
Mengucap janji di hadapan penghulu, juga Rabb-mu
Bersiap memikul amanah sepanjang usia
Berjuang tegakkan dien-Nya dalam keluarga dan bangsa

Ya, sekali lagi kami katakan, tak ada pacaran, hanya ta'aruf singkat yang berbuah kemantapan setelah istikharah. Berbekal kemurnian niat dan harap akan ridha-Nya, kami menapaki mahligai rumah tangga ini. Doakan kami sakinah dan kelak bermuara di Jannah. Amiin..


Berikut ini adalah foto-foto pada saat akad yang diambil oleh sahabat kami Ari Ratna Pragita Dewi (Dewi). Jazakillah khairan katsiran atas bantuannya, Ukhti. Semoga Allah merahmati dan memudahkan urusan anti.
Kutunggu akad tiba
Engkau, menunggu saat itu

Saya terima nikahnya...

Maharku untukmu
Cincin


Tanda tangan buku nikah

Tanda tangan buku nikah

Engkau dan aku bersanding

Kupakaikan pada jarimu


Aku dan engkau


Aku di ujung kameramu


Bagikan artikel ini

10 comments

  1. *bersiap buat ubek-ubek puisi simbah April-Agustus*
    #balik ke MP #Modus :p

    ReplyDelete
  2. ehm... yang pengantin baruuuu :D

    selamat yaa...

    ReplyDelete
  3. mabruuk Farid atas pernikahannya, maaf gak bisa dateng..
    seneng bisa tau gimana kalian kenalan.
    insya Allah akan menempuh cara itu juga when the time comes.
    btw, berapa lama waktu yg dibutuhkan utk ta'aruf?
    maksimal berapa lama?
    makasih banyak jawabannya...
    sekali lagi selamat ya...
    (btw ini Fifi-ex S.ing)

    ReplyDelete
  4. Amiin... terima kasih, Fi...
    Waktu untuk ta'aruf berbeda-beda pada setiap orang, kalau aku kemarin dari proses awal (dapat data), ta'aruf, lamaran sampai nikahnya sekitar 3 bulanan. Tapi mungkin saja ada yang lebih cepat atau lebih lama, tergantung dari personal masing-masing serta pertimbangan dari keluarga untuk penentuan waktu pernikahan. Kalau mau contact via email aja ke admin@farikhsaba.web.id
    Baiklah, Fi, jangan lupa ngabari ya nanti...

    ReplyDelete
  5. mei adalah perlintasan yang kan menjadi sebuah kenangsebab, di waktu
    itulah pintu terbuka lewat sebuah pintayang ujar lirihnya terunggah ke
    langit duniamenunggu ianya mewujud di suatu pagi yang cerah-ceria

    *Masih nget tulisan itukah, dikomen puisi Juli titin? sekarang jd tau jawabannya.. ;d
    barakallah ^^

    ReplyDelete
  6. Amiin... Iya, memang itulah jawabannya
    Syukran :)

    ReplyDelete
  7. Asstagfirulloh, saya lupa kalau mau ketemuan sama mas, lantaran undangan yang tak bisa saya penuhi

    ReplyDelete
  8. ga papa, akh... mungkin sama-sama banyak agenda jadi terlupa :)

    ReplyDelete

Silakan meninggalkan komentar Anda di sini